Disusun untuk
memenuhi tugas IAD
Dosen Pengampu : Ary
Susatyo Nugroho
Disusun Oleh Kelompok
2
Nama : 1. Istiqomah (12320145)
2.
Nor Musyafaah (12320158)
3.
Dewi Ariwati (12320160)
4.
Najih Wafi (12320164)
5. Haris Nurdin Z (12320178)
Kelas
: 2E (Pendidikan Biologi)
JURUSAN PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN
MATEMATIKAN DAN PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2012/2013
BAB
1
A.
Latar
Belakang
Pengetahuan
(knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan
pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan
bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi
pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah
adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak
perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan pengetahuan pra-ilmiah
adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap
pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu
(sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu
dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan
dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah
diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren.
Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi
suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis
serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara
lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis,
berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode
tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan
kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan
langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu
pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research)
Metode
ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh
interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak
untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan
kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai
hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan
adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah
terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan
sebagainya.Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran
terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi”.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Pengertian Metode
Ilmiah?
2. Kriteria-kriteria apa saja yang
tercantum dalam metode ilmiah?
3. Langkah-langkah apa saja yang diperlukan
dalam membuat metode ilmiah?
C. Tujuan
1. Agar
mahasiswa mengetahui pengertian Metode Ilmiah
2. Agar
mahasiswa mengetahui langkah-langkah dan kreteria Metode Ilmiah
3. Agar
Mahasiswa mengimplementasikan metode ilmiah dalam pembelajaran
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut kemudian
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Suatu pengajaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena
ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari
fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang
fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.
Penelitian ilmiah berfokus pada metode
yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis
data dan menarik kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih
obyektif karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi
peneliti semata yang bersifat subyektif. Penelitian iliah melibatkan theory
construction dan theory verification.konstruksi teori yang akan digunakan untuk
mengembangkan suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya.
Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara
empiris.
Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas
dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan
proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Dengan adanya metode ilmiah ini
pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang
dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh,
bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.
B. Kreteria dan Sikap Metode Ilmiah
Supaya
suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode
tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
v Kreteria
Metode Ilmiah
1. Berdasarkan
Fakta/Empirik
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam
penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan
fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada
daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. Empirik
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang
ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
·
Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan
dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
·
Hal-hal empirik selalu berubah-ubah
sesuai dengan waktu.
·
Hal-hal empirik tidak bisa secara
kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
2. Bebas
dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka,
bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah
dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak
sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada
hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak
pemberi dana.
3. Menggunakan Prinsip
Analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena
yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari
sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta
yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
4.
Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam
proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk
mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin
dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat.
Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran
Obyektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif
dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan
dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus
menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.
6. Menggunakan Teknik
Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang
lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat
dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan
sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata
memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi
yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
7.
Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan
dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang
mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
8. Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus
di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila
dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat
replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting
bagi seorang peneliti.
v Sikap
Metode Ilmiah
Salah
satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap
ilmiah. Sikap ilmiah tersebut di antaranya adalah :
1.
Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu
merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi
mendapatkan sesuatu yang baru.
2.
Jujur
Dalam melakukan
penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima
kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh
mengubah data hasil penelitiannya.
3.
Tekun
Tekun berarti tidak
mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh
mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus
diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka
kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4.
Teliti
Teliti artinya
bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan
penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang
baik.
5.
Objektif
Objektif artinya sesuai
dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan
pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap
objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar
dari orang lain.
6.
Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya bahwa kita
tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada
pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
C. Langkah-Langkah
Metode Ilmiah
Langkah-langkah yang
terdapat pada metode ilmiah antara lain:
1. Memilih
dan mendefinisikan masalah
Proses
kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karena manusia memiliki
sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan
dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui
masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan,
kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan
masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut. Masalah yang ditemukan
diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah
disusun dalam bentuk pertanyaan.
2. Pembuatan kerangka berfikir
Pembuatan
kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar
berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan.
Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan
sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi.
Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.
3. Melakukan
Observasi
Metode
ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam
proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan
yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat
melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud
seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses
pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti
laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau
dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia.
4. Memformulasikan
hipotesa
Hipotesis
merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan
hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun hipotesis.
Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis
digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian
sebelumnya.Ada dua pendekatan untuk memperoleh hipotesis atau dugaan yang
mungkin benar yaitu :
a.Pendekatan pertama,
yang disebut pendekatan induksi, diawali dengan pengumpulan data yang didapat
dari observasi dan kemudian menggunakan data itu sebagai dasar perumusan
hipotesis.
b.Pendekatan kedua yang
disebut pendekatan deduktif, merupakan cara yang lebih sederhana, khususnya
jika kita sangkutkan dengan situasi yang sudah dikenal.
5. Membangun
kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan
berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang
dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan
kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
6. Mengumpulkan
data primer
Peneliti
memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang
digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Jika penelitian menggunakan
metode percobaan. Misalnya data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual
sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh
dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung
ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan
langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada
dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
Melakukan
Eksperimendirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen.
Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan
meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Ada tiga jenis variabel
yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara
bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya
bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama
eksperimen dipertahankan tetap.
7. Mengolah,
menganalisa serta membuat interpretasi
Setelah
data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa
dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa.
Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa
dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau
interpretasi terhadap data tersebut.
8. Membuat
generalisasi dan kesimpulan
Setelah
tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan,
dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini
harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah
hipotesa tersebut ditolak. Penarikan kesimpulan merupakan
penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab
telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka
penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah
teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan
hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
9. Membuat
laporan
Laporan disusun
berdasarkan dengan data yang sudah di diperoleh dalam langkah-langkah
sebelumnya.
BAB III
Kesimpulan
Metode Ilmiah sebagai wahana peneguh
Ilmu Pengetahuan, dengan cara:
1. Mengadakan
deskripsi, menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan.
2. Menerangkan/Eksplanasi,
menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa
peristiwa/gejala.
3. Menyusun
Teori, mencari dan merumuskan hukum-hukum mengenai hubungan antara kondisi yang
satu dengan yang lain atau hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain.
4. Membuat
Prediksi/Peramalan, membuat ramalan, estimasi dan proyeksi mengenai
peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul.
5. Melakukan
Pengendalian, melakukan tindakan guna mengendalikan peristiwa-peristiwa atau
gejala-gejala.
Dengan adanya sikap dan metode ilmiah
akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia.
Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam
kehidupan manusia antara lain :
1.Membantu
memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.
2.
Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
3.
Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR :)